Fungsi Pompa Air dalam Perbaikan Bawah Kapal Laut

Perawatan dan perbaikan bawah kapal laut sangat penting untuk mempertahankan efisiensi, performa, dan umur panjang kapal. Pompa air adalah alat yang paling sering digunakan dalam proses ini. Pompa air melakukan banyak hal untuk memperbaiki bawah kapal, seperti menghilangkan air yang masuk ke ruang kerja penyelam dan memindahkan air dari lambung kapal, dan membantu mempertahankan stabilitas kapal selama perbaikan.
Sekarang mari kita bahas fungsi utama pompa air dalam perbaikan bawah kapal laut.

1. Menguras Air dari Ruang Kerja.

Salah satu peran paling penting dari pompa air dalam perbaikan bawah kapal laut adalah menguras air dari ruang kerja bawah laut, baik itu di area yang terisolasi atau di ruang kedap air. Kadang-kadang, beberapa bagian kapal perlu diperbaiki dalam cuaca kering, terutama ketika pengelasan atau pengecatan ulang lambung kapal.

Untuk membuat area kerja di bawah air menjadi kering, ada beberapa cara. Salah satunya adalah dengan memasang cofferdam atau ruang isolasi di bawah air. Setelah cofferdam dipasang, pompa air digunakan untuk mengeluarkan air dari ruang tertutup, membuat lingkungan kerja teknisi menjadi kering. Ini memungkinkan pekerja melakukan pengelasan, pengecatan, atau perbaikan struktural lainnya tanpa mengganggu air laut.
Dalam skenario ini, pompa air harus memiliki kapasitas yang cukup besar untuk mengalirkan air dengan cepat sehingga waktu yang diperlukan untuk membuat ruang kering dapat dikurangi. Untuk menguras air dari area kerja bawah laut, pompa submersible, yang dibuat untuk beroperasi di bawah air, sering digunakan.

2. Menjaga Kestabilan.

Kapal Kestabilan kapal sangat penting, terutama selama perbaikan di pelabuhan atau galangan kapal. Pompa air memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan kapal, apakah itu berada di darat atau terapung di dok kering. Tangki ballast adalah ruang berisi air yang dapat diisi atau dikosongkan sesuai kebutuhan untuk menjaga keseimbangan kapal, dan pompa air berfungsi untuk mengontrol jumlah air di dalamnya, yang berdampak pada stabilitas kapal. Selama perbaikan bawah kapal, air dalam tangki ballast harus dipompa keluar atau dimasukkan agar seimbang karena perubahan berat atau distribusi beban akibat pekerjaan di lambung dapat memengaruhi stabilitas kapal.

Selama proses perbaikan kapal di bawah air tanpa membawa kapal ke daratan, pompa air juga digunakan. Saat kapal masuk ke dalam dok terapung yang dapat terapung, air di dalam dok dipompa keluar, membuat dok terapung perlahan mengering dan membuat kapal berada di atas permukaan air.

3. Menyedot Air yang Bocor ke Lambung Kapal.

Jika kapal bocor karena korosi, kerusakan fisik, atau kecelakaan, air laut dapat masuk ke lambung kapal, meningkatkan risiko tenggelam atau merusak peralatan di dalamnya. Dengan menyedot air yang masuk ke dalam lambung kapal secara cepat, pompa air sangat penting untuk menangani situasi darurat ini.

Pompa air darurat, juga dikenal sebagai pompa bilge, dipasang di bagian bawah kapal untuk memompa air keluar jika terjadi kebocoran. Beberapa pompa bilge beroperasi secara otomatis ketika sensor mendeteksi adanya air di dalam bilge, tetapi yang lain dapat dioperasikan secara manual. Pompa ini sangat penting untuk menghentikan kerusakan lebih lanjut pada kapal selama proses perbaikan dan untuk menjaga keselamatan awak kapal dan kapal itu sendiri.
Pompa air dalam sistem bilge dibuat dengan kapasitas besar untuk menangani volume air yang besar pada kapal besar, terutama kapal kargo atau tanker. Selain itu, kapal juga memiliki pipa pengering darurat untuk mencegah kebocoran besar yang dapat membahayakan kapal.

4. Mengeringkan Ruang yang Terendam Air.

Pompa air sering digunakan untuk mengatasi kebocoran dan mengeringkan area tertentu di kapal yang mungkin terendam air selama proses perbaikan. Misalnya, air dapat masuk ke ruang yang lebih rendah di kapal selama perbaikan di bagian bawah lambung kapal. Ini dapat terjadi melalui lubang atau celah yang terbuka. Area kerja kering dengan mengeluarkan air ini melalui penggunaan pompa air.
Dalam beberapa situasi, perbaikan dapat menyebabkan banjir kecil di ruangan seperti ruang mesin atau area lainnya. Pompa air memungkinkan teknisi melakukan pekerjaan mereka tanpa terganggu oleh genangan air dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada peralatan yang ada di lokasi.

5. Membersihkan fouling dan lumpur dari lambung kapal.

Fouling atau penumpukan makhluk laut seperti kerang, teritip, dan alga pada lambung kapal dapat mengganggu performa kapal serta mempercepat proses korosi. Sebagian besar, membersihkan fouling dilakukan secara manual oleh penyelam atau dengan bantuan robot pembersih. Selama proses pembersihan, pompa air digunakan untuk menghilangkan lumpur dan sisa fouling.

Selama proses ini, pompa air bertekanan tinggi sering digunakan untuk membersihkan fouling dari lambung kapal. Metode ini menyemprotkan air bertekanan tinggi ke permukaan lambung kapal, melepaskan fouling. Setelah itu, pompa air bertekanan tinggi digunakan untuk membersihkan lumpur, pasir, atau sisa material lainnya yang mungkin menumpuk di bagian bawah kapal, terutama setelah kapal berlabuh di pelabuhan atau sungai yang dangkal. Pompa ini juga digunakan untuk menghisap dan membuang kotoran dan air yang tercampur fouling agar tidak menempel lagi atau mencemari area kerja.

6. Manajemen Air Limbah dan Kontaminasi.

Air dapat terkontaminasi dengan bahan kimia atau serpihan logam selama perbaikan bawah kapal, terutama selama pengelasan atau pengecatan ulang. Untuk mengelola air limbah ini dan menghindari pencemaran lingkungan laut, sistem yang disebut oil-water separator atau wastewater pump system menggunakan pompa air untuk menyaring dan mengolah air limbah sebelum dibuang ke laut atau tempat penampungan yang aman. Penggunaan pompa air dalam pengelolaan air limbah sangat penting untuk mematuhi peraturan lingkungan yang ketat dan mencegah pencemaran yang dapat merusak ekosistem laut di sekitar tempat tersebut.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top