Dampak Negatif Jika Kapal Tidak Melakukan Underwater Hull Cleaning Secara Rutin

Dalam dunia pelayaran, perawatan kapal merupakan salah satu aspek yang tidak boleh diabaikan. Salah satu bentuk perawatan penting yang sering kali dianggap sepele adalah underwater hull cleaning, atau pembersihan lambung kapal di bawah air. 

Proses ini melibatkan penghilangan teritip, alga, dan organisme laut lain yang menempel di lambung kapal. Kegagalan melakukan pembersihan secara rutin dapat menyebabkan berbagai dampak negatif yang memengaruhi operasional kapal, biaya operasional, dan lingkungan. Berikut adalah beberapa dampak buruk jika kapal tidak melakukan underwater hull cleaning secara teratur.

1. Peningkatan Konsumsi Bahan Bakar

Kotoran yang menempel pada lambung kapal menciptakan hambatan yang signifikan saat kapal bergerak di air. Permukaan yang kotor membuat kapal membutuhkan lebih banyak tenaga untuk melaju dengan kecepatan yang sama, yang berarti mesin kapal harus bekerja lebih keras. Akibatnya, konsumsi bahan bakar meningkat drastis. Biaya bahan bakar yang lebih tinggi akan membebani pengoperasian kapal dan mengurangi margin keuntungan perusahaan pelayaran.

2. Penurunan Kecepatan dan Performa Kapal

Lambung kapal yang dipenuhi kotoran memengaruhi kecepatan dan performa kapal. Organisme laut seperti teritip menciptakan tekstur kasar pada lambung, meningkatkan gesekan dengan air. Ini memperlambat kapal dan membuat navigasi menjadi lebih sulit, terutama dalam kondisi cuaca buruk. Jika dibiarkan, kapal mungkin tidak dapat mencapai tujuan tepat waktu, yang dapat menyebabkan keterlambatan pengiriman barang atau penumpang.

3. Kerusakan Struktural Akibat Korosi

Penumpukan organisme laut tidak hanya meningkatkan hambatan tetapi juga menyebabkan korosi pada lambung kapal. Kotoran seperti teritip dapat merusak lapisan pelindung lambung, mempercepat proses karat dan korosi pada logam di bawahnya. Kerusakan struktural ini dapat mengancam keselamatan kapal dan membutuhkan biaya perbaikan yang sangat mahal jika tidak segera ditangani.

4. Peningkatan Biaya Operasional

Meskipun underwater hull cleaning memerlukan biaya rutin, biaya ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya yang muncul akibat kerusakan lambung atau konsumsi bahan bakar yang meningkat. Kapal yang tidak dirawat dengan baik akan membutuhkan lebih banyak perbaikan dan pemeliharaan darurat. Selain itu, kapal mungkin harus berhenti beroperasi untuk menjalani perbaikan besar, yang berarti kehilangan potensi pendapatan.

5. Kerusakan Sistem Pendingin Kapal

Organisme laut yang menempel tidak hanya merusak lambung kapal, tetapi juga dapat menyumbat saluran masuk air yang digunakan dalam sistem pendingin mesin kapal. Jika aliran air terganggu, mesin dapat mengalami panas berlebih, yang berpotensi menyebabkan kerusakan serius pada sistem mesin utama. Akibatnya, kapal bisa mengalami kerusakan mesin yang parah dan memerlukan perbaikan mahal.

6. Pelanggaran Regulasi Internasional

Banyak negara dan otoritas pelabuhan telah menetapkan regulasi ketat terkait kondisi lambung kapal untuk mencegah penyebaran spesies invasif dan menjaga ekosistem laut. Kapal yang lambungnya penuh dengan organisme laut dapat dianggap melanggar regulasi ini. Akibatnya, kapal bisa ditahan di pelabuhan, dikenakan denda, atau bahkan dilarang beroperasi di wilayah tertentu.

7. Dampak Lingkungan yang Merugikan

Organisme yang menempel di lambung kapal sering kali mencakup spesies laut asing yang dapat menyebar ke wilayah lain saat kapal berlayar. Ini dapat mengganggu keseimbangan ekosistem setempat, menyebabkan invasi spesies yang merusak lingkungan. Dengan tidak melakukan underwater hull cleaning, kapal berkontribusi langsung pada penyebaran spesies invasif yang mengancam habitat laut alami.

8. Risiko Kecelakaan dan Keamanan

Lambung kapal yang kotor dapat memengaruhi stabilitas dan kemampuan manuver kapal. Kapal menjadi lebih sulit dikendalikan, terutama saat menghadapi gelombang tinggi atau dalam kondisi darurat. Risiko kecelakaan seperti tabrakan, kandas, atau kerusakan sistem navigasi meningkat secara signifikan.

9. Penurunan Umur Pakai Kapal

Kapal yang tidak dirawat secara rutin akan mengalami penurunan umur pakai yang signifikan. Korosi, kerusakan struktural, dan peningkatan beban kerja mesin membuat kapal menjadi lebih rentan terhadap kerusakan total. Perawatan yang teratur, termasuk underwater hull cleaning, dapat memperpanjang masa pakai kapal dan mengurangi biaya penggantian unit yang mahal.

10. Reputasi Perusahaan Terganggu

Dalam industri pelayaran yang kompetitif, reputasi sangat penting. Kapal yang sering mengalami masalah teknis, terlambat, atau melanggar regulasi lingkungan dapat merusak citra perusahaan. Pelanggan dan mitra bisnis mungkin enggan bekerja sama dengan perusahaan yang memiliki catatan buruk dalam hal perawatan kapal.

Underwater hull cleaning adalah investasi penting dalam dunia pelayaran. Dampak negatif dari mengabaikan proses ini mencakup peningkatan biaya operasional, kerusakan lambung kapal, konsumsi bahan bakar yang lebih tinggi, dan dampak lingkungan yang serius. Dengan melakukan pembersihan lambung kapal secara teratur, perusahaan pelayaran dapat menjaga kapal mereka dalam kondisi optimal, meningkatkan efisiensi operasional, dan mengurangi potensi kerugian besar di masa mendatang.

Scroll to Top