Bagaimana Korosi dari Air Laut Bisa Mempengaruhi Kerusakan Bawah Kapal Laut

Air laut dengan kadar garam tinggi sangat membahayakan material logam yang digunakan untuk membangun kapal, jadi korosi adalah salah satu masalah paling penting yang dihadapi oleh kapal laut, terutama di bagian bawah atau lambung kapal yang selalu terendam air.
Korosi dapat merusak struktur kapal, menyebabkan kebocoran, meningkatkan biaya operasional, dan memperpendek umur kapal jika tidak ditangani dengan baik. Bagaimana korosi air laut mempengaruhi kerusakan bawah kapal laut dan solusi untuk mengurangi efeknya.

1. Proses Korosi di Air Laut.

Korosi adalah proses alami yang terjadi ketika logam bereaksi dengan lingkungannya, merusaknya. Korrosi di laut terutama disebabkan oleh keberadaan air asin, yang berfungsi sebagai elektrolit dan mempercepat proses oksidasi. Dalam air laut, berbagai mineral dan garam, terutama natrium klorida (NaCl), membantu aliran listrik antara logam dan oksigen. Akibatnya, permukaan logam terbentuk menjadi oksida besi atau karat.

Beberapa jenis korosi dapat ditemukan pada lambung kapal: Korosi galvanik: Terjadi ketika dua logam berbeda bersentuhan di lingkungan air laut, di mana salah satu lebih rentan terhadap korosi daripada yang lain, dan logam yang lebih rentan akan terkorosi lebih cepat. Korosi umum: Terjadi secara merata di seluruh permukaan logam yang terpapar air laut. Korosi pitting: Ini adalah jenis korosi yang terjadi pada titik tertentu pada logam, menyebabkan lubang kecil yang dapat

Korosi dapat merusak tampilan lambung kapal dan mengurangi kekuatan strukturalnya. Kapal yang rusak tanpa perawatan berisiko mengalami kerusakan yang lebih parah dan bahkan kegagalan operasional.

2. Dampak Korosi pada Bawah Kapal Laut.

a. Penipisan Material Lambung Kapal Korosi dapat menyebabkan material lambung kapal menipis dengan waktu. Air laut terus-menerus menggerogoti logam lambung kapal, menyebabkan lapisan pelindung seperti cat atau pelapis anti-korosi rusak. Setelah lapisan pelindung terkikis, logam dasar lambung kapal menjadi lebih rentan terhadap serangan kimia dari air laut, sehingga lambung kapal menjadi lebih tipis dan lemah.
Jika lambung kapal tipis, bagian-bagiannya dapat pecah atau berlubang, menyebabkan kebocoran air, membahayakan kapal dan muatan di dalamnya. Kapal dapat tenggelam jika kebocoran tidak diperbaiki segera, menyebabkan kerugian finansial dan keselamatan yang signifikan.

B. Korosi Galvanik dan Efekannya: Korosi galvanik terjadi ketika dua logam, seperti baja dan aluminium, bersentuhan di air laut. Logam tertentu akan terkorosi lebih cepat daripada logam lainnya karena perbedaan sifat elektrokimia mereka. Korosi galvanik sering terjadi pada area kapal di mana berbagai logam digunakan, seperti pada sambungan atau penguat struktur.
Lambung kapal menjadi lebih rentan terhadap kebocoran karena korosi galvanik mempercepat kerusakan lambung di area tertentu. Selain itu, ini dapat merusak komponen seperti baling-baling atau jangkar yang terbuat dari logam yang berbeda, sehingga memperpendek umur pakai komponen.

C. Korosi Pitting dan Risiko Kebocoran: Korosi pitting adalah salah satu jenis korosi yang paling berbahaya bagi lambung kapal karena sulit untuk dideteksi. Korosi ini terjadi ketika permukaan logam mengalami lubang kecil yang dapat menembus lambung kapal, menyebabkan kebocoran yang tidak diinginkan. Meskipun pitting dimulai dengan lubang kecil, lubang ini dapat menjadi lebih dalam dan berbahaya jika tidak diperbaiki dengan segera.
Air laut dapat masuk ke dalam kompartemen kapal jika lambung kapal berlubang karena korosi pitting. Jika tidak ditangani segera, kebocoran kecil sekalipun dapat menyebabkan ketidakseimbangan berat kapal dan tenggelam.

d. Kerugian ekonomi korosi yang tidak ditangani dapat menyebabkan biaya moneter yang signifikan bagi pemilik kapal. Korosi meningkatkan biaya operasional kapal selain biaya perbaikan langsung bagian lambung yang rusak. Ini karena kerusakan pada permukaan lambung yang disebabkan oleh korosi meningkatkan gesekan antara lambung dan air, sehingga kapal membutuhkan lebih banyak bahan bakar untuk bergerak. Akibatnya, hal ini pasti meningkatkan biaya operasional kapal.
Selain itu, otoritas pelabuhan dapat mencegah kapal yang tidak memenuhi standar keamanan karena kerusakan korosi berlayar. Jika ini terjadi, pemilik kapal akan menghadapi waktu henti dan denda.

3. Solusi untuk Mengatasi Korosi Bawah Kapal Laut.

Meskipun korosi adalah proses alami yang tidak dapat dihindari sepenuhnya, ada beberapa cara untuk mengurangi dampak korosi yang terjadi di bawah kapal laut.
a. Penggunaan Pelapis Anti-Korosi dan Anti-Korosi: Pelapis ini mencegah air laut bersentuhan langsung dengan logam lambung kapal, mengurangi risiko korosi. Cat anti-korosi juga mencegah penumpukan organisme laut, yang memperburuk kondisi korosi lambung kapal. Pelapis ini harus diperbarui secara berkala.

B. Penggunaan Anoda Korban: Anoda korban adalah cara yang efektif untuk melindungi lambung kapal dari korosi katodik. Anoda korban terbuat dari logam yang lebih reaktif daripada logam lambung kapal seperti seng atau aluminium, dan lebih cepat terkorosi secara elektrokimia daripada logam lambung kapal. Oleh karena itu, lambung kapal terlindung dari korosi.
Setelah korosi, anoda korban harus diganti secara teratur untuk memberikan perlindungan jangka panjang.

C. Inspeksi dan Pemeliharaan Rutin: Mencegah kerusakan korosi yang lebih parah sangat penting. Inspeksi bawah kapal harus dilakukan secara berkala untuk mengidentifikasi tanda-tanda awal korosi sebelum masalah menjadi lebih serius. Melalui inspeksi, teknisi dapat menemukan area yang terkorosi, memperbaikinya, dan mengganti lapisan pelindung atau anoda korban yang sudah habis masa pakainya.
Selain itu, sistem pemantauan yang dibangun menggunakan teknologi modern juga dapat membantu pemilik kapal memantau kondisi lambung secara real-time dan menemukan gejala kerusakan untuk memberikan peringatan dini sebelum keadaan menjadi lebih buruk.

D. Desain Kapal yang Lebih Tahan Korosi: Menggunakan material yang lebih tahan terhadap korosi, seperti baja tahan karat atau material komposit, selama proses pembuatan kapal dapat mengurangi risiko korosi. Desain kapal yang mempertimbangkan risiko korosi, misalnya dengan mengurangi jumlah logam yang berkontak satu sama lain, juga dapat memperpanjang umur kapal dan mengurangi biaya perawatan setelahnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top